Showing posts with label sistem informasi. Show all posts
Showing posts with label sistem informasi. Show all posts

6 Langkah dalam mendesain Database



Database merupakan hal utama yang harus diperthatikan dalam merancang sebuah aplikasi. Salah satu kelebihan dari sistem adalah rancangan struktur datanya. Mr. Ramakrishnan & Mr. Gehrke tahun 2004 mengemukakan enam langkah dalam mendesain sebuah database, yaitu: 


Langkah pertama adalah Analisis Persyaratan: yaitu dengan memahami dan mengetahui data yang akan atau harus disimpan ke dalam database, aplikasi apa yang harus dibangun diatasnya, dan jenis sistem operasi apa yang lebih banyak digunakan, serta subjek untuk melakukan persyaratan yang ada.



Langkah kedua adalah Mendesain Database Konseptual: yaitu dengan mengumpulkan Informasi pada saat analisis persyaratan, kegiatan ini digunakan untuk mengembangkan deskripsi data tingkat tinggi yang harus disimpan dalam database, serta bersama batasan yang telah diketahui untuk menetapkan penyimpanan data tersebut.


Langkah ketiga adalah mendesain Database Logika: yaitu dengan cara memilih DBMS / Database Management System untuk mengimplementasikan desain database kita, serta mengubah konsep desain database menjadi sebuah skema database dalam model  data dari DBMS yang terpilih.
 
Langkah keempat adalah memperbaiki Skema: yaitu menganalisis sekumpulan relasi dengan skema database relasional untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul, kemudian memperbaikinya / mendesain ulang.
 
Langkah Kelima adalah Desain Database Fisik: Langkah ini adalah kita harus mempertimbangkan beban kerja umum yang diharapkan dapat didukung oleh database kita serta memperbaiki desain database di masa mendatang untuk memastikan terpenuhinya kriteria performa yang diinginkan.
 
Langkah Keenam atau terakhir adalah Desain Aplikasi dan Keamanan atau sekuritas: Setiap proyek perangkat lunak yang melibatkan DBMS / Database Management System harus memperhatikan serta mempertimbangkan aspek aplikasi yang berada diluar database itu sendiri.

Metode Pengembangan Sistem SDLC (System Development Life Cycle)

Metode pengembangan system adalah sekumpulan langkah, prosedur, konsep maupun aturan dalam mengembangkan sebuah system. Tahap ini menjelaskan alur dan tahapan yang dilakukan dalam pengembangan sistem. Melalui tahapan ini, diharapkan sistem yang dikembangkan dapat terselesaikan dan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Penerapan metode/model dalam pengembangan sistem juga dapat digunakan sebagai kontrol kerja. 

Sebenarnya ada banyak sekali metode/model pengembangan system yang digunakan Dalam mengembangkan sistem, namun kali ini hanya berfokus pada salah satu metode/model lama namun masih handal/ampuh dalam menangani project pengembangan sistem, yakni Metode/model SDLC (System Development Life Cycle).

Metode/model SDLC (System Development Life Cycle) dengan model proses air terjun (waterfall) atau lebih dikenal dengan istilah siklus kehidupan klasik. Air terjun, ciri khas dari air terjun adalah aliran searah dari atas ke bawah secara teratur. Begitu juga dengan model ini, setiap fase/tahap dalam SDLC waterfall harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase/tahap berikutnya.
Adapun tahapan/fase yang harus dilakukan/dilewati dalam SDLC waterfall meliputi tahap pengumpulan data, analisa, tahap perancangan, tahap pengkodean, dan tahap pengujian. 



Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh informasi dalam bentuk data yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan: Metode Wawancara (interview), Metode Pengamatan (observasi), Dokumentasi (documentation)

Tahap Analisis

Tahap berikutnya setelah data terkumpul adalah tahap analisis kebutuhan sistem. Kegiatan ini diintensifkan dan difokuskan pada sistem, yaitu menganalisa kebutuhan dan persyaratan proses pada sistem yang akan dibangun.

Tahap Perancangan

Tahapan ini bertujuan untuk membuat rancangan dari hasil analisa yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Perancangan yang akan dilakukan dalam pengembangan sistem ini meliputi:
a.       Perancangan Struktur Data
Data yang telah dikelompokan atau diklasifikasikan berdasar jenis dan fungsi pada tahap analisis data.
b.      Perancangan Proses
Perancangan proses adalah merancang aliran data pada sistem yang akan dibangun, atau merancang bagaimana sistem mengolah masukan menjadi keluaran. Misalnya, merancang masukan menjadi laporan yang dibutuhkan.
c.       Perancangan Antar Muka
Perancangan antar muka merupakan kegiatan merancang tampilan atau interface yang akan ditampilkan pada layar pengguna.
d.      Perancangan Arsitektur
Perancangan arsitektur merupakan aktifitas merancang model jaringan yang akan diterapkan.

Tahap Pengkodean

Tahapan implementasi merupakan tahapan mengubah rancangan yang telah dibuat menjadi kumpulan kode atau instruksi yang akan dijalankan oleh komputer.

Tahap Pengujian

Pengujian sistem dilakukan untuk mengukur kelayakan dan kesesuaian sistem yang dibangun. Semua fungsi harus diuji supaya bebas dari error dan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.

DBMS (Database Management System)



Ramakrishnan & Gehrke (2004) mengemukakan bahwa, “Database sebagai kumpulan data, umumnya mendeskripsikan aktivitas suatu organisasi yang berhubungam atau lebih”. Dapat kita ambil satu contoh database yang digunakan oleh Universitas, kurang lebih akan memiliki informasi entitas yang terkait seperti dosen, mahasiswa, matakuliah, dan lain-lain. Selain entitas juga ada relasi atau hubungan antar entitas seperti mahasiswa mengambil matakuliah/kartu rencana studi, dosen mengajar matakuliah dan lain-lain.

Database management system (DBMS) adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu memelihara dan memanfaatkan kumpulan data yang besar. Alternative penggunaan DBMS adalah untuk menyimpan data dalam file dan menulis kode aplikasi tertentu untuk mengaturnya (Ramakrishnan & Gehrke, 2003: 3).

Beberapa manfaat penting yang dimiliki DBMS yang saya kutip dari Ramakrishnan & Gehrke (2004) adalah sebagai berikut:

1.        Kemandirian data: Program aplikasi idealnya tidak diekspos pada detail representasi dan penyimpanan data.
2.        Akses Data Efisien: DBMS memanfaatkan berbagai teknik yang canggih untuk menyimpan data dan mengambil data secara efisien.
3.        Integritas dan Keamanan Data: Jika data selalu diakses melalui DBMS, maka DBMS dapat memanfaatkan batasan integritas. DBMS juga dapat memanfaatkan kontrol akses yang menentukan data apa yang boleh dilihat oleh kelas pengguna yang berbeda.
4.        Administrasi Data: Ketika beberapa pengguna berbagi data, pemusatan administrasi data dapat memberikan perbaikan yang signifikan.
5.        Aksen Konkuren dan Crash Recovery: DBMS menjadwalkan akses konkuren pada data dalam cara tertentu sehingga penggua dapat memandang data sebagai data yang sedang diakases oleh hanya satu pengguna pada satu waktu.
6.        Waktu Pengembangan Aplikasi Terkurangi: Tentu saja DBMS mendukung fungsi penting yang merupakan hal biasa bagi banyak aplikasi untuk mengakses data dalam DBMS.


ERD (Entity Relationship Diagram)






Mbah Pressman tahun 2002 mendefinisikan ERD/Entity Relationship Diagram sebagai notasi yang digunakan untuk melakukan aktifitas pemodelan data. ERD dapat menggambarkan atau menjelaskan hubungan antar objek data. ERD dibuat untuk mendesain database konseptual, yakni data dirancancang melalui evaluasi subjektif terhadap informasi, yang dikumpulkan selama analisis persyaratan. Simbol yang digunakan dalam merancang ERD tampak seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel Simbol Entity Relationship Diagram (ERD).
Gambar simbol
Nama simbol
Keterangan
  



Entitas atau entity
Objek nyata yang dapat didefinisikan








Relasi atau Relation
Hubungan antar entitas







Atribut
Menggambarkan karakteristik entitas








 


Garis penghubung
Penghubung antar entitas






Tiga komponen pokok yang dimiliki ERD, yaitu:

1.      Entitas (entity)
Entitas adalah representasi dari semua objek atau benda yang terkait serta dapat didefinisikan. Beberapa syarat yang harus dimiliki oleh entitas, yaitu:
a.         Unik, dapat dibedakan antara satu entitas dengan entitas lain.
b.         Peran, setiap entitas harus memiliki peran dalam sistem.
c.         Atribut, memiliki atribut yang dapat mendefinisikan entitasnya.

2.      Atribut (attributes)
Atribut merupakan bagian yang harus dimiliki oleh entitas untuk mendeskripsikan karakteristik entitas. Dapat kita ambil satu contoh, entitas mahasiswa memiliki atribut nim, nama, jenis kelamin, fakultas, program studi, dan lain-lain. Atribut yang memiliki nilai unik disebut candidat key, salah satu dari candidat key akan digunakan sebagai primary key. Contoh, candidat key yang dimiliki oleh entitas mahasiswa adalah nim karena tidak ada nim mahasiswa yang sama dalam satu universitas, sehingga nim dapat digunakan sebagai primary key.

3.      Relasi (Relationships)
Relasi adalah kumpulan dari dua entitas atau lebih (Ramakrishnan & Gehrke, 2003: 22). Relasi menggambarkan hubungan satu entitas dengan entitas lain. Contoh, relasi dari entitas mahasiswa dengan matakuliah adalah mengambil, mahasiswa mengambil matakuliah.
Setiap relasi entitas memiliki batasan, atau dikenal dengan istilah Kardinalitas dan Modalitas. Tillman (1993) mendefinisikan kardinalitas sebagai berikut: “Kardinalitas merupakan spesifikasi dari sejumlah peristiwa dari satu objek yang dapat dihubungkan ke sejumlah peristiwa dari objek yang lain” (Pressman, 2002: 358).